SEJARAH DESA BANDINGAN
- Pada zaman Hindu Budha sekitar tahun 1830 ada seorang penduduk yang diam, kalem tetapi orang tersebut sangat berwibawa dan juga sakti mandraguna tidak ada seorangpun yang dapat membandinginya apalagi melebihi kesaktianya. Dengan keberadaan orang tersebut yang seperti itu maka akhirnya tempat yang ditinggalinya disebut dengan nama Desa Bandingan, sekarang terletak di RT 08, 09, dan 10. Kemudian orang tersebut sangat suka melakukan tapabrata di gunung Indrakila yang terletak disebelah selatan desa Bandingan berbatasan dengan desa Lamuk.
Indrakila artinya Indra yang kemilau dikandung maksud dengan Panca indranya itu bisa mengalahkan (meredam) hal-hal yang dilarang alam. Dari cerita ini ada suatu tempat / dukuh grumbul yang diberi nama Dukuh Larangan ( sekarang dusun Larangan / Dusun V )
- Di bagian paling utara Desa Bandingan terdapat tanah yang tinggi diapit oleh sawah-sawah, dan pedukuhan itu disebut dengan dukuh Punthuk yang sekarang bagian wilayah dusun III. Sebelah timur dari tempat tersebut terdapat tanah yang sangat luas dan lapang serta berundak-undak tempat tersebut diberi nama Dukuh Derik ( Sekarang Dusun Derik)
- Ditengah bagian utara ada suatu tempat di daerah itu terdapat sebuah wungkal (alat asahan ) yang sangat besar yang biasa digunakan untuk mengasah pisau, sabit, bendo, parang oleh penduduk setempat yang air asahanya berwarna putih yang mengalir air berwarna putih yang mengalir air berwarna putih. Tempat yang menjadi aliran air asahan berwarna putih tersebut diberi nama Sungai Putih, yang sekarang menjadi batas wilayah Kecamatan Kejobong degan Kecamatan Kaligondang. Wilayah tersebut masuk dalam Wilayah Dusun Kalgung . (diambil dari nama Wungkal Agung)
- Bandingan bagian selatan yang disebut juga dengan Bandingan Kidul ada sebuah tempat makam tokoh masyarakat di wilayah tersebut, dan makam tersebut sangat dikeramatkan sehingga tempat tersebut diberi nama Dukuh Kramat. (sekarang dusun Kramat).
- Dibangian barat selatan terdapat daerah banyak rawa yang luas dan sekelilingnya banyak ditumbuhi pohon-pohon karet yang akhirnya dukuh tersebut diberi nama dukuh Rawa Karet ( sekarang dususn rawa Karet ).
Pada zaman Hindu dan diakhiri kerajaan Islam di indonesia juga pada zaman penjajahan Belanda yang menghabiskan waktu 3,5 abad (350 tahun pada zaman itu desa dipimpin oleh seorang lurah (Red : Kepala Desa) yang dibantu oleh pamong-pamongnya antara lain Bau, Pulsi Desa, Bau uang, Kayim, Blandong, Ulu-ulu, serse/ Onder.
Sejak kemerdekaan RI tahun 1945 ada beberapa lurah (Kepala Desa) yang telah memimpin di desa Bandingan ini, adapaun nama-nama lurah Desa Bandingan yang diketahui adalah sebagai berikut :
- Sadikrama, Menjabat selama 5 tahun dari tahun 1891 s.d 1896
- Cadikrama menjabat selama 1 tahun dari tahun 1896 s.d 1897
- Wangsajaya menjabat selama 2 tahun dari tahun 1897 s.d 1899
- Arjamenawi menjabat selama 1 tahun dari tahun 1899 s.d 1900
- Candra Bangsa menjabat selama 19 tahun dari tahun 1900 s.d 1919
- Reksadikrama menjabat selama 1 tahun dari tahun 1919 s.d 1920
- Kartadiwirya menjabat selama 31 tahun dari tahun 1920 s.d 1951
- Taredja menjabat selama 30 tahun dari tahun 1951 s.d 1981
- Bardiman menjabat selama 8 tahun dari tahun 1981 s.d 1989
- Samsuh AZ, menjabat selama 8 tahun dari tahun 1989 s.d 1997
- Bardiman menjabat selama 8 tahun dari tahun 1997 s/d 2006
- Muhail, BA menjabat selama 6 tahun dari tahun 2007 s.d 2013
- Miswanto menjabat selama 6 tahun dari tahun 2013 s.d 2019
Miswanto menjabat untuk periode 2019 s.d 2025